Menentukan Rumus Kimia Hidrat
Hidrat adalah zat padat yang mengikat beberapa molekul air sebagai bagian
dari struktur kristalnya.
Contoh:
1. Terusi (CuSO4.5 H2O) : tembaga(II) sulfat pentahidrat
2. Gipsum (CaSO4.2 H2O) : kalsium sulfat dihidrat
3. Garam inggris (MgSO4.7 H2O) : magnesium sulfat heptahidrat
4. Soda hablur (Na2CO3.10 H2O) : natrium karbonat dekahidrat
Jika suatu senyawa hidrat dipanaskan, maka ada sebagian atau seluruh air
kristalnya dapat dilepas (menguap). Jika suatu hidrat dilarutkan dalam air, maka
air kristalnya akan lepas.
Contoh: CuSO4.5 H2O(s) → CuSO4(aq) + 5 H2O(l)
Gambar 3.11 CuSO4.5 H2O (kiri) dan CuSO4 (kanan). Sumber: Chemistry, The Molecular Nature of Matter & Change, Martin S. Silberberg, 2000.
Jumlah molekul air kristal dari suatu senyawa hidrat dapat ditentukan melalui cara sebagai berikut.
Contoh:
Sebanyak 5 gram hidrat dari tembaga(II) sulfat (CuSO4.5 H2O) dipanaskan sampai semua air kristalnya menguap. Jika massa padatan tembaga(II) sulfat yang terbentuk adalah 3,2 gram, tentukan rumus hidrat tersebut! (Ar Cu = 63,5, S = 32, O = 16, dan H = 1).
Jawab:
Massa H2O = 5 gram – 3,2 gram = 1,8 gram
Mol CuSO4 =
Mol H2O =
Perbandingan mol CuSO4 : H2O
= 0,02 mol : 0,1 mol
= 1 : 5
Karena perbandingan mol = perbandingan koefisien, maka x = 5.
Jadi, rumus hidrat tersebut adalah CuSO4.5 H2O.
Sumber: http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-sma-ma/menentukan-rumus-kimia-hidrat/
Pemanfaatan Bahan Ajar Dan Bahan Uji Menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Pokok Bahasan Senyawa Kompleks
Aminu Irfanda Supanda
Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2005 telah memprogramkan dan melaksanakan workshop bagi sejumlah pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan ujian. Di samping itu guna mendukung program ini secara simultan Direktorat Pembinaan SMA telah berupaya memenuhi kebutuhan fasilitas TIK di sekolah. Upaya yang telah dilakukan ini mendapat respon yang sangat positif dari sekolah antara lain dilakukannya kegiatan desiminasi hasil workshop, mengembangkan bahan ajar dan meningkatkan kemampuan secara mandiri. Disamping itu dalam berbagai kesempatan warga sekolah menghendaki adanya forum komunitas pendidikan seluruh mata pelajaran di SMA melalui situs.
Mengingat program pemerintah yang berkaitan dengan TIK, salah satunya diemban Depdiknas yaitu (1) adanya program e-pendidikan (Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2006 tentang 7 Flagship Program Pemerintah yang berkaitan dengan TIK; (2) Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar (UU SPN 20/2003); (3) Kewajiban satuan pendidikan memiliki buku dan sumber belajar lainnya antara lain jurnal, majalah, artikel, website, dan compact disk (lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, Pasal 42); (4) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 19 Ayat 1).
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.
Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.
Pengajaran ilmu kimia pada siswa sekolah menengah atas, memberikan suatu tantangan yang besar bagi pengajarnya. Hal ini disebabkan oleh sejumlah materi ilmu kimia, sebagian besar merupakan materi yang abstrak atau tidak kasat mata (invisible), dan harus diajarkan dalam waktu yang relatif terbatas. Hal ini memungkinkan untuk dipahaminya materi ilmu kimia, khususnya konsep-konsep kimia, secara tidak tepat oleh siswa. Pemahaman secara tidak tepat ini dapat secara konsisten dan disebut dengan kesalahan konsep. Agar pemahaman yang tidak tepat ini tidak berpengaruh negatif pada proses belajar siswa selanjutnya, maka perlu usaha perbaikan dengan menggunakan strategi yang tepat dan terencana.
Dalam bidang pengajaran, komputer memungkinkan untuk terselenggaranya proses belajar mengajar jarak jauh, atau pembelajaran tanpa tatap muka. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar dalam hal ini, guru yang menguasai materi pelajaran, sebagian besar tidak mampu menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer, sedangkan ahli komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak menguasai materi pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya dibutuhkan suatu kerja sama yang baik antara pengajar dengan ahli komputer. Ahli komputer bertugas membuat suatu program yang mudah digunakan, dengan perangkat lunak tertentu, yang akan memudahkan pengajar merealisasikan ide-idenya sesuai dengan materi pelajaran yang dikuasainya ke dalam komputer.
Pembuatan Tampilan Program
Tampilan program dibuat berdasarkan naskah atau storyboard yang telah dirancang sebelumnya dengan matang. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah PowerPoint 2003. Pesan visual yang disajikan harus disusun sebaik mungkin, mudah dioperasikan dan dimengerti oleh pemakai (user). Ini merupakan bagian dari penilaian (indikator) yang menentukan baik tidaknya media yang dibuat sehingga menentukan kelayakan media (program) yang dibuat. Dalam hal ini dituntut kreativitas dan keahlian programmer. Dalam tahap ini boleh dilakukan pengembangan dari storyboard untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan memuaskan.
[1] Disusun untuk mengikuti Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP NTB Tahun 2010 di Mataram
[2] Guru Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar
Detergen, Manfaat dan Dampaknya bagi Makhluk Hidup (Media Presentasi Pembelajaran)
Kurikulum:
Kurikulum 2004
Nama Sekolah:
SMA Negeri 1 Sumbawa Besar
Mata Pelajaran:
Kimia
Kelas/Program/Semester:
XI/Ilmu Alam/2
Standar Kompetensi:
4. Mendeskripsikan sifat-sifat Larutan, Metode Pengukuran suatu terapannya.
Kompetensi Dasar :
4.9. Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Topik/Judul : Detergen, Manfaat dan Dampaknya bagi Makhluk Hidup
Petunjuk Belajar :
Mengamati dan mengidentifikasi detergen sebagai koloid yang termasuk koloid asosiasi (koloid liofil dan liofob).
Sajian Materi
Sabun dan Detergen
Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan molekul relatif lebih rendah.
Dewasa ini sabun dibuat sama halnya dengan teknik pada zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan natrium hidroksida sehingga terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak.
Pada akhir reaksi lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan kemudian sabun dimurnikan dengan cara mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang sisa NaOH, NaCl dan gliserol. Zat tambahan seperti batu apung, zat warna dan parfum ditambahkan. Sabun padat kemudian dilelehkan dan dituang ke dalam cetakan.
Salah satu contoh kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan dua sifat sabun, pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat nonpolar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air ditolak oleh ujung-ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan-tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak tidak dapat saling bergabung, tetapi tetap tersuspensi.
Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan (dari kata surface-active agents), yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik (satu rantai karbon atau lebih) dan suatu ujung hidrofilik (umumnya, namun tidak harus, ionik). Porsi hidrokarbon dari suatu molekul surfaktan harus mengandung 12 atom karbon atau lebih agar efektif.
Surfaktan dapat dikelompokkan sebagai anionik, kationik, atau netral, bergantung pada sifat dasar gugus hidrofiliknya. Sabun dengan gugus karboksilatnya, adalah surfaktan anionik, “benzalkonium” klorida (n-benzil amonium kuarterner klorida) yang bersifat anti bakteria adalah salah satu contoh surfaktan kationik. Surfaktan netral mengandung suatu gugus non-ion seperti suatu karbohidrat yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.
Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Surfakatan meletakkan kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air sementara ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air.
Kemampuan sabun menghilangkan minyak dan kotoran pada kain didasarkan pada prinsip “suka sama suka” (“like dissolves like”). Ketika larutan sabun berkontraksi dengan noda pada serat pakaian, ekor hidrofob dari anion akan larut dalam minyak. Minyak berangsur-angsur terpisah dari serat dan terjebak dalam misel dan terdispersi membentuk emulsi minyak dan pada akhirnya membentuk suspensi sehingga dapat dipisahkan dalam air cucian.
Aminu Irfanda Supanda
[1] Dipresentasikan pada Lomba Pembuatan Media Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta Tahun 2005
[2] Guru Ilmu Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar
MPP dapat didownload di: http://bahanajarsma.dikmenum.go.id/
Integrasi Nilai-nilai Imtaq pada Mata Pelajaran Kimia Kelas X Pokok Bahasan Struktur Atom
ABSTRAKSI
Pembelajaran kimia saat ini haruslah mengacu kepada bahan (konsep) yang terdapat dalam kurikulum dan masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia sebagai dampak penerapan teknologi. Ilmu eksakta khususnya ilmu kimia selalu berkesan sukar dan terkadang menjadi salah satu pelajaran yang “monoton dan membosankan” bagi siswa. Dalam pembelajaran kimia saat ini yang dipahami siswa hanyalah berkutat di laboratorium, menghapalkan rumus, memperhatikan contoh soal yang diberikan dan pada akhirnya mengerjakan soal latihan, dan terkadang berkesan “kering” dari nilai-nilai imtaq. Padahal justru nilai-nilai imtaq yang tersembunyi itulah yang lebih penting dari ilmu kimia itu sendiri.
Pokok bahasan Struktur Atom merupakan salah satu pokok bahasan yang sangat tepat bila dikemas dengan nilai-nilai imtaq karena pada pokok bahasan ini memberikan penjelasan sangat lengkap tentang pertanyaan kritis filosof tentang partikel terkecil yang pada akhirnya menjadi cikal bakal penelitian tiada henti para ilmuwan untuk mengungkap rahasia tentang atom, partikel-partikel dasar penyusun atom dan sebuah pertanyaan besar para ilmuwan untuk menjawab kekuatan besar apakah yang mengatur.
Pokok bahasan ini akan semakin menarik, dan tidak membosankan jika penyajian pendahuluannya dilakukan dengan gaya “bercerita” mengenai asal usul atom meliputi sejarah bagaimana teori atom berkembang, bagaimana peranan ilmuwan dalam memecahkan pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan dalam memecahkan fenomena alam ciptaan Allah SWT dan paling penting adalah menumbuhkan aspek nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan (imtaq). Pada akhir pelajaran diberikan penguatan dengan nilai-nilai imtaq berupa ayat-ayat Allah dalam Al-Qur’an, sehingga mampu mengantarkan siswa untuk menjawab rasa keingintahuan, memantapkan keteguhan hati (keimanan) dan ketekunan menyingkap rahasia Allah SWT melalui perenungan.
Al-Qur’an mengajak kita untuk berpikir dengan beragam bentuk redaksi tentang segala hal, baik tentang ciptaan-ciptaan Allah SWT di langit, di bumi, dan diri manusia sendiri.
Kata Kunci: ilmu kimia, atom, nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan
Aminu Irfanda Supanda
[1] Disusun untuk mengikuti Lomba Karya Tulis Imtaq Tingkat Nasional Tahun 2007
[2] Guru Mata Pelajaran Ilmu Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa
Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep-konsep Dasar Kimia Menggunakan Strategi Circuit Learning Melalui Pendekatan Emosional
ABSTRAKSI
Pengajaran kimia pada siswa sekolah menengah menawarkan salah satu dari tantangan-tantangan yang besar bagi para pengajarnya karena sejumlah besar materi yang luas dan bersifat abstrak harus diberikan kepada siswa secara cepat. Kurangnya kemampuan intelektual siswa untuk memahami material tersebut memungkinkan terjadinya miskonsepsi, yaitu pemahaman yang umumnya dimiliki oleh masyarakat ilmiah. Strategi Circuit Learning melalui pendekatan emosional diharapkan dapat mewakili hak-hak siswa untuk menunjukkan prestasi terbaik mereka. Strategi ini meliputi empat langkah pokok, yaitu: (1) identifikasi modalitas belajar siswa; (2) penciptaan situasi konflik pada struktur kognitif siswa dengan pemberian latihan dan ulangan harian; (3) pemberian bimbingan belajar dan pendekatan emosional pada siswa untuk melakukan proses ekuilibrasi; dan (4) rekonstruksi pemahaman siswa dengan remidiasi berulang. Strategi Circuit Learning melalui pendekatan emosional selain dapat menghilangkan miskonsepsi, pendekatan ini dapat juga digunakan untuk meningkatkan kemampuan intelek siswa. Ketika para siswa ingin terus meningkatkan kemampuannya yang terbaik daripada sebelumnya, mereka menjadi lebih termotivasi secara internal oleh kemauan dan keahlian, bukan termotivasi secara eksternal oleh nilai.
Selain itu, guru juga dapat meminta siswa membuat grafik atau diagram tentang prestasi mereka pada setiap kompetensi dasar dan mengajarkan kepada mereka bagaimana menilai pekerjaan orang lain serta memberikan saran tentang bagaimana memperbaiki pekerjaan atau meningkatkan kinerja mereka.
Kata-kata kunci: konsep-konsep dasar kimia, strategi circuit learning, pendekatan emosional.
Aminu Irfanda Supanda
[1] Disusun untuk mengikuti Simposium Nasional ke-3 Tahun 2005
[2] Guru Ilmu Kimia SMU Negeri 1 Sumbawa Besar
Implementasi Cooperative Learning Pada Pokok Bahasan Gugus Fungsi Senyawa Karbon Dengan Memanfaatkan Hunting Kreativitas
ABSTRAKSI
Untuk membantu mempersiapkan seseorang mendapatkan pengalaman belajar yang optimal, diperlukan lingkungan kerja sama di dalam komunitas belajar yang murni. Kerja sama membantu pembelajar mengurangi tekanan dan lebih banyak memanfaatkan energi kejiwaan untuk belajar. Kerja sama antar pembelajar menciptakan sinergi manusiawi yang memungkinkan berbagai wawasan, gagasan, dan informasi mengalir bebas. Dan itu dapat meningkatkan pengalaman belajar bagi semua orang.
Ilmu kimia menjadi sangat penting dan menyenangkan untuk dipelajari apabila pengajar benar-benar mampu mengoptimalkan media, suasana yang menyenangkan dan mau belajar dari keadaan yang terus berubah. Metode pembelajaran kooperatif adalah adalah bentuk pembelajaran yang memadukan kemampuan berpikir (mind), memperoleh fakta-fakta (acquire the fact), menyelediki makna (search out the meaning), memicu ingatan (trigger the memory), mempresentasikan apa yang kita ketahui (exhibit what you know), dan merefleksikan (reflect).
Kata-kata kunci: pembelajaran kooperatif dan hunting kreativitas.
Aminu Irfanda Supanda
[1] Dipresentasikan pada Simposium Nasional ke-2 tanggal 4 s.d. 7 Oktober 2004 di Cisarua-Bogor, Jawa Barat
[2] Guru Ilmu Kimia SMU Negeri 1 Sumbawa Besar
Pendekatan Interaktif Pembelajaran Ilmu Kimia Menggunakan Metode Prasmanan
ABSTRAKSI
Kebanyakan buku untuk fasilitator belajar dipenuhi penjelasan tentang cara menggunakan berbagai teknik, prosedur, metode, dan media tertentu yang telah dibuatkan resepnya. Semuanya sangat serius. Sedihnya, kebanyakan buku yang dipenuhi berbagai teknik itu tidak pernah berbicara tentang kegembiraan belajar. Padahal, kegembiraan itulah yang sering merupakan penentu utama kualitas dan kuantitas belajar yang dapat terus dilangsungkan. “Kegembiraan” berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya makna, pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri si pembelajar. Hal-hal yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pembelajaran antara lain lingkungan belajar yang positif, keterlibatan pembelajar sepenuhnya, kerjasama di antara pembelajar, variasi yang cocok untuk semua gaya belajar dan belajar kontekstual. Ilmu kimia menjadi sangat penting dan menyenangkan untuk dipelajari apabila pengajar benar-benar mampu mengoptimalkan media, suasana yang menyenangkan dan mau belajar dari keadaan yang terus berubah. Metode prasmanan adalah salah satu metode yang memadukan bentuk-bentuk metode yang telah ada dengan salah satu hal yang penting bahwa kapan dan dimana suatu metode tepat disajikan pada pembelajar.
Kata-kata kunci: metode prasmanan, media, lingkungan belajar, suasana belajar.
Aminu Irfanda Supanda
[1] Dipresentasikan pada Simposium Nasional ke-1 tanggal 15 s.d.18 Oktober 2003 di Jakarta
[2] Guru Ilmu Kimia SMU Negeri 1 Utan Rhee Sumbawa Besar