Archive

Posts Tagged ‘Hidrolisis’

Detergen, Manfaat dan Dampaknya bagi Makhluk Hidup (Media Presentasi Pembelajaran)

August 15, 2010 Leave a comment


Kurikulum:

Kurikulum 2004

Nama Sekolah:

SMA Negeri 1 Sumbawa Besar

Mata Pelajaran:

Kimia

Kelas/Program/Semester:

XI/Ilmu Alam/2

Standar Kompetensi:

4.    Mendeskripsikan sifat-sifat Larutan, Metode  Pengukuran suatu terapannya.

Kompetensi Dasar :

4.9.    Mengidentifikasi sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

Topik/Judul : Detergen, Manfaat dan Dampaknya bagi Makhluk Hidup

Petunjuk Belajar :

Mengamati dan mengidentifikasi detergen sebagai koloid yang termasuk koloid asosiasi (koloid liofil dan liofob).


Sajian Materi

Sabun dan Detergen

Sabun adalah garam logam alkali (biasanya garam natrium) dari asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan C18, namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan molekul relatif lebih rendah.

Dewasa ini sabun dibuat sama halnya dengan teknik pada zaman yang lampau. Lelehan lemak sapi atau lemak lain dipanaskan dengan natrium hidroksida sehingga terhidrolisis menjadi gliserol dan garam natrium dari asam lemak.

Pada akhir reaksi lapisan air yang mengandung gliserol dipisahkan kemudian sabun dimurnikan dengan cara mendidihkannya dalam air bersih untuk membuang sisa NaOH, NaCl dan gliserol. Zat tambahan seperti batu apung, zat warna dan parfum ditambahkan. Sabun padat kemudian dilelehkan dan dituang ke dalam cetakan.

Salah satu contoh kegunaan sabun ialah kemampuannya mengemulsi kotoran berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan. Kemampuan ini disebabkan dua sifat sabun, pertama, rantai hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat nonpolar, seperti tetesan-tetesan minyak. Kedua, ujung anion molekul sabun, yang tertarik pada air ditolak oleh ujung-ujung anion molekul-molekul sabun yang menyembul dari tetesan-tetesan minyak lain. Karena tolak menolak antara tetes-tetes sabun-minyak, maka minyak tidak dapat saling bergabung, tetapi tetap tersuspensi.

Sabun termasuk dalam kelas umum senyawa yang disebut surfaktan (dari kata surface-active agents), yaitu senyawa yang dapat menurunkan tegangan permukaan air. Molekul surfaktan apa saja mengandung suatu ujung hidrofobik (satu rantai karbon atau lebih) dan suatu ujung hidrofilik (umumnya, namun tidak harus, ionik). Porsi hidrokarbon dari suatu molekul surfaktan harus mengandung 12 atom karbon atau lebih agar efektif.

Surfaktan  dapat dikelompokkan sebagai anionik, kationik, atau netral, bergantung pada sifat dasar gugus hidrofiliknya. Sabun dengan gugus karboksilatnya, adalah surfaktan anionik, “benzalkonium” klorida (n-benzil amonium kuarterner klorida) yang bersifat anti bakteria adalah salah satu contoh surfaktan kationik. Surfaktan netral mengandung suatu gugus non-ion seperti suatu karbohidrat yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air.

Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Surfakatan meletakkan kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air sementara ekor-ekor hidrofobiknya terentang menjauhi permukaan air.

Kemampuan sabun menghilangkan minyak dan kotoran pada kain didasarkan pada prinsip “suka sama suka” (“like dissolves like”). Ketika larutan sabun berkontraksi dengan noda pada serat pakaian, ekor hidrofob dari anion akan larut dalam minyak. Minyak berangsur-angsur terpisah dari serat dan terjebak dalam misel dan terdispersi membentuk emulsi minyak dan pada akhirnya membentuk suspensi sehingga dapat dipisahkan dalam air cucian.


Aminu Irfanda Supanda

[1] Dipresentasikan pada Lomba Pembuatan Media Pembelajaran Departemen Pendidikan Nasional di Jakarta Tahun 2005

[2] Guru Ilmu Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar

MPP dapat didownload di: http://bahanajarsma.dikmenum.go.id/