Home > Inovasi Pembelajaran > Pemanfaatan Bahan Ajar Dan Bahan Uji Menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Pokok Bahasan Senyawa Kompleks

Pemanfaatan Bahan Ajar Dan Bahan Uji Menggunakan Media Presentasi Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Kimia Pokok Bahasan Senyawa Kompleks

Aminu Irfanda Supanda

Direktorat Pembinaan SMA sejak tahun 2005 telah memprogramkan dan melaksanakan workshop bagi sejumlah pendidik dalam pengembangan bahan ajar dan bahan ujian. Di samping itu guna mendukung program ini secara simultan Direktorat Pembinaan SMA telah berupaya memenuhi kebutuhan fasilitas TIK di sekolah. Upaya yang telah dilakukan ini mendapat respon yang sangat positif dari sekolah antara lain dilakukannya kegiatan desiminasi hasil workshop, mengembangkan bahan ajar dan meningkatkan kemampuan secara mandiri. Disamping itu dalam berbagai kesempatan warga sekolah menghendaki adanya forum komunitas pendidikan seluruh mata pelajaran di SMA melalui situs.

Mengingat program pemerintah yang berkaitan dengan TIK, salah satunya diemban Depdiknas yaitu (1) adanya program e-pendidikan (Keputusan Presiden Nomor 26 Tahun 2006 tentang 7 Flagship Program Pemerintah yang berkaitan dengan TIK; (2) Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar (UU SPN 20/2003); (3) Kewajiban satuan pendidikan memiliki buku dan sumber belajar lainnya antara lain jurnal, majalah, artikel, website, dan compact disk (lampiran Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007, Pasal 42); (4) Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik (PP Nomor 19 Tahun 2005, Pasal 19 Ayat 1).

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke di mana dan kapan saja, (3) dari kertas ke “on line” atau saluran, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata. Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail, dan sebagainya. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut.

Peran dan fungsi teknologi informasi dalam konteks yang lebih luas, yaitu dalam manajemen dunia pendidikan, berdasar studi tentang tujuan pemanfaatan TI di dunia pendidikan terkemuka di Amerika menemukan beberapa tujuan pemanfaatan TI, yaitu (1) memperbaiki competitive positioning; (2) meningkatkan brand image; (3) meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran; (4) meningkatkan kepuasan siswa; (5) meningkatkan pendapatan; (6) memperluas basis siswa; (7) meningkatkan kualitas pelayanan; (8) mengurangi biaya operasi; dan (9) mengembangkan produk dan layanan baru. Karenanya, tidak mengherankan jika saat ini banyak institusi pendidikan di Indonesia yang berlomba-lomba berinvestasi dalam bidang TI untuk memenangkan persaingan yang semakin ketat. Maka dari itu untuk memenangkan pendidikan yang bermutu maka disolusikan untuk memposisikan institusi pendidikan pada sel satu yaitu lingkungan peluang yang menguntungkan dan kekuatan internal yang kuat.

Pengajaran ilmu kimia pada siswa sekolah menengah atas, memberikan suatu tantangan yang besar bagi pengajarnya. Hal ini disebabkan oleh sejumlah materi ilmu kimia, sebagian besar merupakan materi yang abstrak atau tidak kasat mata (invisible), dan harus diajarkan dalam waktu yang relatif terbatas. Hal ini memungkinkan untuk dipahaminya materi ilmu kimia, khususnya konsep-konsep kimia, secara tidak tepat oleh siswa. Pemahaman secara tidak tepat ini dapat secara konsisten dan disebut dengan kesalahan konsep. Agar pemahaman yang tidak tepat ini tidak berpengaruh negatif pada proses belajar  siswa selanjutnya, maka perlu usaha perbaikan dengan menggunakan strategi yang tepat dan terencana.

Dalam bidang pengajaran, komputer memungkinkan untuk terselenggaranya proses belajar mengajar jarak jauh, atau pembelajaran tanpa tatap muka. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar dalam hal ini, guru yang menguasai materi pelajaran, sebagian besar tidak mampu menghadirkan bentuk pembelajaran dalam komputer, sedangkan ahli komputer yang mampu merealisasikan segala hal dalam komputer biasanya tidak menguasai materi pelajaran. Untuk mengatasi hal tersebut, tentunya dibutuhkan suatu kerja sama yang baik antara pengajar dengan ahli komputer. Ahli komputer bertugas membuat suatu program yang mudah digunakan, dengan perangkat lunak tertentu, yang akan memudahkan pengajar merealisasikan ide-idenya sesuai dengan materi pelajaran yang dikuasainya ke dalam komputer.

Pembuatan Tampilan Program

Tampilan program dibuat berdasarkan naskah atau storyboard yang telah dirancang sebelumnya dengan matang. Software yang digunakan dalam penelitian ini adalah PowerPoint 2003. Pesan visual yang disajikan harus disusun sebaik mungkin, mudah dioperasikan dan dimengerti oleh pemakai (user). Ini merupakan bagian dari penilaian (indikator) yang menentukan baik tidaknya media yang dibuat sehingga menentukan kelayakan media (program) yang dibuat. Dalam hal ini dituntut kreativitas dan keahlian programmer. Dalam tahap ini boleh dilakukan pengembangan dari storyboard untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan memuaskan.

[1] Disusun untuk mengikuti Lomba Inovasi Pembelajaran LPMP NTB Tahun 2010 di Mataram

[2] Guru Kimia SMA Negeri 1 Sumbawa Besar

  1. kariyati
    August 20, 2010 at 5:00 am

    apa bisa diaplikasikan di PP 2007? Ya bisa ya pak!lebih bagus malahan…kendala terbesarnya adalah listrik padam dan keterbatasan proyektor yang dimiliki sekolah. tapi kalau di sekolahku tidak ada masalah karena tiap ruamg sdh berbasis IT. Cm ya itu tadi mati lampu

  2. October 1, 2010 at 2:13 am

    Bu Karyati….Power Point dengan versi yang lebih rendah pasti mudah terbaca pada versi yang lebih tinggi. Misalkan pada Power Point 2003 secara otomatis terbaca pada Power Point 2007, karena pada versi 2007 mampu membaca file berekstensi *.ppt, sementara format file 2007 tidak dapat terbaca pada versi 2003 karena ekstensinya *.pptx. Pembelajaran menggunakan media berbasis TIK bukanlah satu-satunya sumber belajar. Sumber belajar ada di sekeliling kita….

  1. No trackbacks yet.

Leave a comment